Kota Subulussalam - Kepala perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Aceh Drs.Sahidal Kastri, M.Pd terus mengejar capaian Program Banggakencana di Provinsi Aceh tahun 2022 dengan terus melakukan sosialisasi dan pencerahan melalui kegiatan Refleksi kinerja program bangga kencana tahun 2021 dan rencana prioritas program dan kegiatan tahun 2022 yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Barat Daya dilaksanakan di Aula Bapeda Abdya dihadiri oleh seluruh PKB/PLKB Se - Kabupaten Aceh Barat Daya dan PKB/PLKB Se-kabupaten Aceh Selatan Kamis 24/02/1022
Untuk pelaksanaan kegiatan serupa juga di laksanakan di Aula Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam yang di ikuti oleh seluruh PKB dan PLKB Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Dalam sambutannya Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Aceh Singkil Hj.Rumadah,SH, bersama Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Subulussalam Nurmiana melaporkan siap untuk menerima arahan dan bimbingan terkait pelaksanaan program Banggakencana di wilayah kerjanya.
Penggabungan pertemuan seperti ini kadang perlu kita lakukan untuk menjalin ukhuwah antar sesama pengelola Program Banggakencana di Kabupaten/Kota agar terjadi interaksi secara langsung sesama pengelola Program Banggakencana sehingga saling tukar pengalaman dan informasi program lainnya.Kepala BKKBN menjabarkan Indikator Kinerja Utama IKU diantaranya: Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-49 Tahun. Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19). Angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR)
. Persentase kebutuhan ber-KB yg tidak terpenuhi (Unmet Need)
. Persentase Peserta KB Aktif (PA). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP). Persentase masyarakat (keluarga) yang terjangkau Program Bangga kencana dan Persentase tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi (DCR).
Sejak diterbitkannya Perpres No. 72/2021 BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia dan secara otomatis tugas kita semakin bertambah oleh karenanya tentunya BKKBN Aceh tidak akan mampu mengemban amanah ini tanpa dukungan dari semua pihak terutama OPD-KB Se-kabupaten dan Kota yang sangat ini telah membentuk Tim Pendamping Keluarga TPK dan akan bekerjasama juga dengan perguruan tinggi dalam upaya percepatan penurunan dan pencegahan Stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh bersama Kabid Dakduk dan KB Masnawiyah Maha, Kabid ADPIN dan KS Nuraini BM menjadi narasumber pada Talk Show di Radio Cahaya Muna FM 96,2 MHz Kota Subulussalam yang di pandu oleh bung Reza dengan tema"Reproduksi sehat, Anak sehat upaya atasi Stunting" Sunat, khitan, atau sirkumsisi adalah merupakan cara menjaga kesehatan reproduksi bagi anak laki laki dan ini sudah di jalankan dalam Agama Islam.
Mengingat Stunting ini akan berdampak tidak baik terhadap generasi kedepannya maka cara penanganannya harus ditangani oleh multi sektor oleh karena itu kami mengajak semua pihak untuk bahu membahu dan berkontribusi secara aktif dalam menanganinya sehingga upaya mewujudkan Keluarga Berencana yang Berkualitas akan tercapai hendaknya.
Para Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Subulussalam mengajak masyarakat untuk datang ke Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) disana diajarkan menjaga anak usia 0-18 tahun agar terhindar dari pelecehan seksual, Pernikahan dini dan mengingatkan pentingnya pemberian ASI secara eksklusif kepada Anak anaknya
Sumber Informasi dari Rilis Humas BKKBN Aceh.