Salah satu titik fokus penting berada di sekitar Bendungan Irigasi Jeuram, yang mengairi ratusan hektare lahan sawah milik petani. Pasokan listrik yang stabil memungkinkan sistem pompa irigasi bekerja optimal, memperlancar masa tanam dan memastikan produktivitas petani tetap terjaga di tengah tantangan perubahan iklim dan musim tanam yang dinamis.
Tak hanya berhenti pada irigasi, PLN juga menjangkau sektor hilir pertanian. Di Desa Babah Krueng, Kecamatan Beutong, listrik PLN menopang penuh operasional pabrik kilang padi yang menjadi pusat aktivitas penggilingan, pengeringan, dan penyimpanan beras. Keandalan pasokan listrik berkontribusi langsung terhadap efisiensi proses produksi dan peningkatan kualitas hasil panen.
“Kami melihat bahwa listrik tidak hanya penting untuk rumah tangga atau industri besar, tapi juga sangat vital untuk sektor pertanian. Dari irigasi hingga penggilingan, PLN hadir untuk memastikan semua proses berjalan lancar demi mewujudkan swasembada pangan,” ujar Sertino.
Apresiasi juga datang dari pelaku pengolahan hasil pertanian. Mereka menyebut pasokan listrik PLN sangat membantu dalam menjaga kestabilan produksi dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk sinergi nyata antara PLN, petani, dan pelaku usaha pertanian yang mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir, menyatakan bahwa ketahanan pangan merupakan isu strategis yang membutuhkan dukungan lintas sektor, termasuk penyediaan energi.
“PLN berkomitmen hadir di semua lini kehidupan masyarakat. Di sektor pertanian, kami ingin memastikan bahwa listrik menjadi penggerak utama bagi produktivitas dan kemandirian pangan masyarakat Aceh,” ungkap Mundhakir.
Dengan dukungan listrik yang stabil, diharapkan sektor pertanian di Aceh dapat terus berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.
