• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    Dinkes Aceh Imbau Warga Deteksi Dini Cegah Kanker Rahim

    10/27/22, Kamis, Oktober 27, 2022 WIB Last Updated 2022-11-01T04:09:52Z
    Dok/Istimewa

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman mengatakan Kanker leher rahim dan dicegah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Klinis).


    Kanker leher rahim kanker sendiri, kata Iman, terjadi saat ada sel-sel di leher rahim yang tidak normal, dan berkembang terus tanpa terkendali. Leher rahim atau serviks adalah organ yang berbentuk seperti tabung. Fungsinya yaitu menghubungkan vagina dengan rahim. Kanker leher rahim bukan merupakan penyakit keturunan, 99,7% disebabkan oleh Human Papailoma Virus (HPV), dengan gejala perdarahan pervaginam, keputihan bercampur darah dan bau, nyeri panggul dan tidak dapat buang air kecil.


    Untuk itu diperlukan pencegahan dengan gaya hidup sehat dengan Mempertahankan berat badan ideal kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan resiko seseorang terkena berbagai jenis kanker dan penyakit tidak menular lainnya, yakni batasi asupan makanan dan minuman berkalori tinggi. Kemudian Aktif berolahraga, lakukan olahraga intensitas sedang hingga tinggi minimal 75 hingga 150 menit dalam 1 minggu. Selanjutnya Konsumsi makanan sehat dengan mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta banyak makan sayur dan buah, hindari minuman berakohol dan tidak merokok.


    “Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim, tingkatkan peluang kesembuhan. Lakukan Sadari rutin setiap bulan pada hari ke & hingga ke 10 menstruasi, dan periksakan diri ke dokter jika bergejala, ” ujarnya, Kamis (29/9).


    Sementara itu, sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan program imunisasi rutin khususnya vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) diberikan secara gratis mulai tahun ini. “Gratis, dibiayai oleh negara, (mulai) tahun ini,” kata Budi di Jakarta, bulan lalu.


    Budi mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai tindakan preventif dan promotif pemerintah dalam penerapan kebutuhan kesehatan dasar. Ia juga mengatakan, vaksinasi lebih bersifat memberikan pencegahan akan terjadinya perburukan penyakit, bukan untuk menyembuhkan.


    “Seperti Covid-19, kalau kita sakit biayanya puluhan juta masuk RS tapi kalau kita cegah preventif pakai masker, minum vitamin itu jauh lebih murah, jadi vaksinasi itu sifatnya mencegah bukan mengobati orang sakit,” ujarnya.


    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menambah jumlah imunisasi rutin menjadi 14 jenis vaksin dari yang sebelumnya 11. Menkes menjelaskan, penambahan jenis vaksin dalam imunisasi rutin tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan promotif dan preventif pada penerapan Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK). Salah satu vaksin yang bakal dimasukkan di dalam program imunisasi rutin yakni vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV).


    “Kami akan wajibkan vaksinasi kanker serviks, untuk mencegah agar tidak terkena kanker diujung nanti. Jadi lebih baik kita melakukan pencegahan agar hidup lebih produktif,” ujar Budi.


    Budi menjelaskan, salah satu alasan memasukkan imunisasi HPV dalam daftar program imunisasi rutin lantaran kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak membuat perempuan Indonesia meninggal dunia.


    Ia pun mengatakan, dengan melakukan tindakan promotif dan preventif tersebut, pengeluaran negara juga menjadi lebih hemat.


    “Karena memberi vaksinasi anti kanker serviks lebih murah ketimbang merawat ibu atau wanita yang sudah terkena kanker serviks nanti sesudah tahapnya lanjut,” ucap Budi. (adv)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini