Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan penguatan ketahanan pesisir, Pemerintah Kota Lhokseumawe berkolaborasi dengan PT Capella Dinamik Nusantara (Capella Honda) menggelar kegiatan Penanaman 2.000 batang pohon mangrove di kawasan Waduk Reservoir Kota Lhokseumawe, Selasa (8/7/2025).
Acara ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Lhokseumawe Husaini, serta dihadiri unsur Forkopimda, Muspika, tokoh masyarakat, mahasiswa, relawan lingkungan, serta masyarakat dari tiga desa pesisir.
Total peserta yang berpartisipasi berjumlah sekitar 350 orang, termasuk anak yatim, duta pariwisata, Satpol PP, perwakilan Kepolisian dan Kecamatan, serta tim dari Capella Honda Panggoi sebagai mitra utama dalam pelaksanaan kegiatan.
Kepala Cabang Capella Honda Panggoi, Abdi, menyampaikan bahwa keterlibatan Capella dalam kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkelanjutan, khususnya dalam menjawab tantangan lingkungan di wilayah pesisir.
“Sebagai bagian dari komunitas Lhokseumawe, Capella Honda merasa terpanggil untuk ambil bagian dalam menjaga garis pantai dari ancaman abrasi. Penanaman mangrove ini bukan hanya simbol kepedulian, tetapi juga langkah konkret dalam menghadirkan solusi jangka panjang demi masa depan yang lebih lestari,” ujar Abdi.
Ia menambahkan, perusahaan berkomitmen mendukung program-program yang menyentuh aspek lingkungan dan sosial, terutama yang selaras dengan misi pembangunan hijau dan berkelanjutan di daerah operasionalnya.
Disebutkannya, sebagai simbol komitmen jangka panjang terhadap pelestarian lingkungan dan penanda ruang terbuka hijau Pemko LSM Dalam hal ini dinas DLHK bekerjasama dengan PT Capella Dinamik Nusantara serta PUPR membuat Tugu Penanda penanaman 2000 Pohon diwaduk Kota Lhokseumawe.
Prasasti ini akan menjadi pengingat atas kegiatan Sinergi Bagi Negeri antara pemerintah dan dunia usaha dalam menjaga kelestarian kawasan pesisir, serta dorongan bagi generasi mendatang untuk meneruskan semangat hijau ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Lhokseumawe Syuib, S.Sos menyebutkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak ekologis, namun juga memiliki nilai edukatif, khususnya bagi generasi muda.
“Kami melibatkan mahasiswa, anak-anak yatim, dan pemuda desa dalam aksi ini agar mereka tumbuh dengan kesadaran menjaga alam. Mangrove adalah perisai alami kita, dan menanamnya berarti menjaga kehidupan di masa depan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari serangkaian program pelestarian lingkungan di kawasan pesisir Lhokseumawe, sekaligus memperkuat semangat gotong royong dan tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi," tutup Syuib.(*)