• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    ​Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Dinamika Global dan Domestik

    9/04/25, Kamis, September 04, 2025 WIB Last Updated 2025-09-04T09:47:42Z
    ​Banda Aceh - Stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) di Indonesia dinilai tetap terjaga dengan baik di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. Hal ini tercermin dari hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2025.

    ​Pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan lebih baik oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi 3,0 persen pada 2025 dan 3,1 persen pada 2026, turut memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan domestik.

    Perbaikan ini didukung oleh berbagai faktor, seperti kondisi likuiditas global yang membaik dan kebijakan fiskal yang akomodatif.


    ​Pasar Modal Catat Kinerja Positif
    ​Pasar modal Indonesia menunjukkan performa impresif sepanjang Agustus 2025, ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global. 


    ​Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi di level 7.830,49 atau menguat 4,63 persen secara bulanan (month-to-date/mtd) dan 10,60 persen secara tahunan (year-to-date/ytd). Bahkan, pada 28 Agustus, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 8.022,76, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 14.377 triliun.


    ​Kinerja positif juga terlihat dari masuknya dana asing sebesar Rp 10,96 triliun ke pasar saham, menunjukkan kembalinya kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia setelah dua bulan sebelumnya mengalami penjualan bersih (net sell). Sementara itu, di pasar obligasi, investor non-residen membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 18,14 triliun.


    ​Perbankan Tunjukkan Daya Tahan Kuat


    ​Sektor perbankan menunjukkan kinerja yang stabil dengan profil risiko yang terkendali. Kredit perbankan tumbuh 7,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 8.043,2 triliun per Juli 2025.

     Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh Kredit Investasi, yang naik 12,42 persen.
    ​Meskipun laju pertumbuhan kredit sedikit melambat, kualitas kredit tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah kotor (Non Performing Loan/NPL gross) berada di level 2,28 persen dan Rasio Kredit Berisiko (Loan at Risk/LaR) relatif stabil di 9,68 persen, mendekati level prapandemi.


    ​Dari sisi permodalan, perbankan masih memiliki bantalan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tinggi, mencapai 25,88 persen. Kondisi ini menjadi modal penting untuk menghadapi ketidakpastian global.

    ​Industri Keuangan Non-Bank Tumbuh Positif
    ​Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga mencatatkan kinerja positif. Total aset industri asuransi mencapai Rp 1.169,64 triliun, tumbuh 3,30 persen yoy. Rasio modal berbasis risiko (Risk Based Capital/RBC) industri asuransi jiwa (471,23 persen) dan asuransi umum (312,08 persen) jauh di atas batas aman 120 persen, menunjukkan kondisi permodalan yang solid.


    ​Aset industri dana pensiun juga tumbuh 8,72 persen yoy, mencapai Rp 1.593,18 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan aset program pensiun wajib dan sukarela.


    ​Sementara itu, industri Pinjaman Daring (Pindar) mencatatkan pertumbuhan pesat dengan outstanding pembiayaan sebesar Rp 84,66 triliun, tumbuh 22,01 persen yoy. OJK terus mengawasi industri ini, termasuk mewajibkan pemenuhan ekuitas minimum dan memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan.


    ​OJK Perkuat Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
    ​OJK terus memperkuat pengawasan dan perlindungan konsumen, terutama dalam menghadapi maraknya aktivitas keuangan ilegal. 


    Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI) telah menghentikan dan memblokir 1.556 entitas pinjaman online ilegal dan 284 penawaran investasi ilegal hingga Agustus 2025.


    ​Selain itu, OJK bersama Satgas PASTI juga meluncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal untuk meningkatkan literasi dan mempercepat penanganan penipuan. Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) telah menerima 238.552 laporan penipuan dengan total kerugian Rp 4,8 triliun dan berhasil memblokir dana sebesar Rp 350,3 miliar.[]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini