Pagelaran yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi ajang ekspresi bagi para musisi, seniman, dan komunitas seni untuk menampilkan kekayaan budaya nusantara, khususnya etnik Aceh. Sejumlah grup musik etnik, penari tradisional, serta pelaku seni kontemporer ikut memeriahkan acara yang terbuka untuk masyarakat umum.
Yang di hadiri oleh IKM ikatan keluarga minang kabau
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh (atau panitia penyelenggara), dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal.jm ujar Iskandar
“Semangat Sumpah Pemuda harus terus kita hidupkan melalui karya dan kreativitas. Musik etnik menjadi media yang menyatukan keberagaman sekaligus memperkenalkan identitas budaya Aceh kepada generasi muda,” ujarnya.
Selain pertunjukan musik, acara ini juga dimeriahkan dengan pameran kerajinan tangan, kuliner tradisional, dan bazar UMKM lokal. Masyarakat tampak antusias memadati area Taman Sari untuk menikmati suasana seni dan kebersamaan di ruang publik yang menjadi ikon kota Banda Aceh tersebut.
Pagelaran Musik Etnik ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya memperingati Hari Sumpah Pemuda, tetapi juga menguatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku seni, dan komunitas budaya dalam menjaga warisan tradisi.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan bahwa semangat muda Aceh bukan hanya berprestasi di bidang akademik dan olahraga, tetapi juga dalam pelestarian budaya dan seni bangsa,” tambahnya.
Acara ini akan berlangsung hingga 26 Oktober 2025, dengan puncak penampilan kolaborasi lintas seniman yang menampilkan harmoni musik tradisional dan modern, simbol semangat pemuda Indonesia yang kreatif, tangguh, dan berbudaya.[]