• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,7-5,5% Tahun 2022

    11/24/21, Rabu, November 24, 2021 WIB Last Updated 2021-11-24T09:14:19Z

    Banda Aceh - ANN Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan
    mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021, didorong oleh berlanjutnya perbaikan
    ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya
    permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi. Hal ini didukung vaksinasi,
    pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan. Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja
    perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan
    ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022. Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan
    untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi Covid-19 dan pembukaan kembali sektor
    ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan
    peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka
    menengah melalui kebijakan reformasi struktural, demikian disampaikan Gubernur BI, Perry
    Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2021 yang digelar secara hibrida
    (daring dan luring) pada hari ini (24/11). Presiden RI, Joko Widodo, dalam kesempatan tersebut
    menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik diantara jajaran
    otoritas, baik antara BI, OJK, LPS, dan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Hal ini
    menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid 19 terhadap perekonomian nasional
    di 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat terselesaikan. Ke depan, Presiden RI juga
    mendorong untuk dikembangkannya ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi,
    khususnya UMKM.
    Respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus
    mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3±1%
    pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan
    efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam
    perekonomian. Defisit transaksi berjalan rendah, pada kisaran 1,1-1,9% pada 2022. Stabilitas
    sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah. Dana Pihak Ketiga
    dan kredit akan tumbuh 7,0-9,0% dan 6,0-8,0% pada 2022. Ekonomi-keuangan digital akan
    meningkat pesat. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diprakirakan akan mencapai
    Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan digital banking lebih Rp48 ribu triliun.
    Bauran kebijakan BI pada tahun 2022 akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah 
    kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas 
    perekonomian. Bauran kebijakan tersebut mencakup 5 instrumen kebijakan, yaitu:
    i)
    Kebijakan moneter
    Sejalan dengan risiko meningkatnya tekanan instabilitas pasar keuangan global dari 
    normalisasi kebijakan moneter the Fed dan sejumlah negara Advanced Economies (AEs), 
    kebijakan moneter BI pada tahun 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas (prostability), baik pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas 
    makroekonomi dan sistem keuangan. Normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan secara 
    sangat hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional.
    Sementara itu, 4 instrumen kebijakan lainnya pada tahun 2022 akan terus diarahkan untuk dan 
    sebagai bagian dari upaya bersama untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (progrowth), yaitu:
    ii)
    Kebijakan makroprudensial
    Kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan dan bahkan diperluas untuk 
    mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM guna 
    percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan 
    mengembangkan ekonomi dan keuangan hijau
    Kebijakan sistem pembayaran 
    Digitalisasi sistem pembayaran terus diperluas untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan 
    digital nasional, antara lain melalui penguatan konsolidasi industri, pengembangan 
    infrastruktur sistem pembayaran yang modern (QRIS, SNAP, BI FAST), termasuk perluasan 
    QRIS dengan target 15 juta pengguna, kerja sama QRIS antarnegara, dan melanjutkan 
    Elektronifikasi Transaksi Keuangan Pemerintah Daerah, bansos G2P 4.0, moda transportasi, 
    serta digitalisasi UMKM dan pariwisata. 
    iv) Kebijakan pengembangan pasar uang
    Akselerasi pendalaman pasar uang dan pasar valas sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang 
    (BPPU) 2025 juga ditempuh untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan, 
    pembangunan infrastruktur pasar uang yang modern dan berstandar internasional, serta 
    pengembangan instrumen pembiayaan termasuk pengembangan keuangan berkelanjutan. 
    v)
    Kebijakan UMKM dan ekonomi keuangan syariah
    Program-program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif pada UMKM dan ekonomikeuangan syariah juga terus diperluas, termasuk dengan digitalisasi serta perluasan akses 
    pasar domestik dan ekspor. 
    Dalam kesempatan ini, BI juga memberikan penghargaan Bank Indonesia Award tahun 2021
    kepada 57 stakeholders individu/kelompok sebagai apresiasi dalam dukungan pelaksanaan tugas 
    BI (Lampiran). Penghargaan ini juga merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan stakeholders
    bersama-sama Pemerintah, OJK, dan LPS dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. PTBI 
    diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan BI mengenai kondisi 
    perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, dan arah kebijakan BI sebagai bagian 
    dari akuntabilitas publik, serta memperoleh arahan dari Presiden RI. PTBI 2021 dihadiri oleh
    Presiden RI, Joko Widodo, Pimpinan MPR, DPR, Pimpinan dan anggota Komisi XI yang 
    membidangi keuangan dan perbankan, Pimpinan Lembaga Negara termasuk BPK RI, Menteri 
    Kabinet Kerja, Gubernur Kepala Daerah, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, 
    ekonom, media massa, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. Masyarakat juga 
    mengikuti rangkaian PTBI melalui siaran langsung pada kanal media sosial BI dan Kantor 
    Perwakilan BI di seluruh Indonesia.
    Pidato Gubernur BI dalam PTBI selengkapnya dapat diakses pada link berikut.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini