Hal itu disampaikan Nasir Djamil dalam unggahan di akun facebook miliknya @Nasir Djamil dan Instagram dalam video Pribadinya saat menyampaikan Aspirasinya dalam rapat di Gedung DPRI Senayan di Jakarta pada Rabu (23/03/2022).
Politisi Senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Aceh itu mengatakan, betapa keringnya hidup ini tanpa karya seni, lagu dan musik. Artinya, kata Nasir Djamil musisi itu juga mencerdaskan dan menghidupkan bangsa melalui lirik-lirik lagunya dan kesenian.
“Namun, ketika ada upaya-upaya untuk mengekang atau perlakuan yang tidak adil terhadap kompuser atau pencipta lagu tentu harus dilawan,” tulis Nasir di akun facebooknya.
Oleh karena itu, Nasir memberikan dukungan penuh kepada Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI), dan dirinya juga prihatin atas permohonan yang sedang berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini.
“Semoga Makamah Konstitusi memiliki hati nurani sehingga upaya-upaya komersialisasi ekstrim terhadap hasil karya para musisi tidak terjadi di Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nasir menjelaskan, dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945, Pasal 28 ayat 1 sudah disebutkan bahwa Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Dan pada ayat 2 disebutkan Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
“Makanya ini harus kuat karena pada dasarnya ini memiliki persamaan, tidak ada yang berat sebelah, jadi saya memberikan dukungan sepenuhnya kepada FESMI,” pungkasnya Nasir Djamil. []”
