Sebanyak 62 atlet terbang layang dari 14 kontingen menunjukkan kebolehan terbang dengan pesawat tanpa mesin di ketinggian 1.000 sampai 1.500 kaki. Pertandingan dimulai sejak pagi hingga sore.
Pada awalnya mempertandingkan sebanyak 36 sorties perlombaan, meliputi dua kelas perlombaan, yakni kelas precision dan kelas duration, baik putra maupun putri, katagori single seater (SS) dan double seater (DS).
Ketua panitia pelaksana cabor terbang layang, Letkol Lek Farid Nazmi ST MMSc mengatakan, sebanyak 36 sorties pertandingan dibagi dalam enam periode. "Masing-masing periode I sebanyak 6 sorties, periode II sebanyak 8 sorties, periode III sebanyak 9 sorties, periode IV sebanyak 4 sorties, periode V sebanyak 6 sorties, dan periode VI sebanyak 6 sorties," katanya.
Namun hingga kegiatan perlombaan ditutup pada sore hari, yang bisa terkover untuk 27 sorties pertandingan. “Hari kedua ini sudah memasuki banyak pertandingan, hari ini juga cuacanya bagus sehingga penerbangannya lancar. Alhamdulillah, sebanyak 27 sorties berhasil dilaksanakan hari ini,” kata Farid didampingi Techninal Delegate cabor terbang layang Prasetyo Herminto SIP MAP.
Dia merincikan pada hari kedua perlombaan untuk nomor precision landing single seater putra grup A ronde I diikuti oleh sembilan atlet berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DIY, Papua, Banten, Sumsel dan Jawa Barat.
Dalam perlombaan ini persaingan atlet terlihat sangat ketat, hampir semuanya mencapai nilai penuh. Kecuali atlet asal Sumsel yang tidak memperoleh nilai karena landing-nya touch outside path.
Selanjutnya untuk nomor precision landing dual seater putra grup A ronde I juga diikuti oleh sembilan atlet berasal dari DKI Jakarta, Banten, Sumsel, Papua Pegunungan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY dan Papua Tengah.
Di sini hanya empat yang berhasil mendarat sempurna dan berhasil mengumpulkan nilai, yaitu atlet asal Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY, sedangkan lima lainnya landing touch outside path. (ADV)