JANTHO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Aceh bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar meluncurkan Program Berdikari Tani (Bersih dari Narkoba, Mandiri dalam Ketahanan Pangan dan Inflasi) di Desa Leungah, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Rabu (23/7/2025).
Program ini merupakan bentuk nyata kontribusi Bank Indonesia bersama mitra strategis dalam mendorong stabilitas harga pangan melalui penguatan sektor pertanian berbasis teknologi, sekaligus mendukung pembangunan sosial-ekonomi berkelanjutan di daerah rawan penyalahgunaan narkotika.
Sebagai upaya pengendalian inflasi, Bank Indonesia dan mitra strategis memfokuskan perhatian pada sektor pertanian cabai merah, salah satu komoditas pangan yang berkontribusi besar terhadap inflasi volatile food di Aceh.
Program Berdikari Tani menghadirkan pelatihan pertanian modern dan penyediaan sarana untuk meningkatkan produktivitas cabai, sehingga pasokan menjadi stabil dan harga lebih terkendali.
Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri A. Jalil, menyambut positif kolaborasi ini. “Program ini sejalan dengan visi Pemerintah Aceh Besar dalam pemberdayaan pemuda dan ketahanan pangan. Dukungan Bank Indonesia melalui pelatihan dan penerapan sistem irigasi tetes menjadi katalisator pembangunan pertanian berkelanjutan,” ujarnya.
Bank Indonesia memberikan pelatihan teknis kepada Gapoktan Leungah yang disampaikan oleh praktisi ahli budidaya cabai, termasuk penggunaan sistem irigasi tetes. Sistem ini dipilih karena efisiensinya dalam menghemat penggunaan air serta mampu meningkatkan produktivitas hingga 30 persen.
Pelatihan diikuti oleh 30 anggota Gapoktan sebagai bagian dari pembentukan klaster pangan percontohan sekaligus membangun kemandirian ekonomi masyarakat yang rentan.
“Inovasi ini tidak hanya mendorong kemandirian petani, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap kondisi cuaca dan risiko gagal panen yang selama ini memicu fluktuasi harga,” jelas Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan, dalam sambutannya.
Desa Leungah dipilih sebagai lokasi program karena potensi pertaniannya yang tinggi sekaligus kerentanan terhadap infiltrasi narkotika. Melalui skema Grand Design Alternative Development (GDAD) yang digagas oleh BNNP Aceh, masyarakat didorong untuk beralih dari tanaman ilegal ke komoditas bernilai ekonomi seperti cabai.
Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, menegaskan, “Sinergi dengan Bank Indonesia menciptakan solusi holistik: mulai dari pemberantasan narkoba hingga penciptaan lapangan kerja berbasis pertanian.”
Ke depan, Bank Indonesia Aceh berkomitmen mengoptimalkan dampak program terhadap produktivitas cabai dan stabilitas harga pangan di Aceh Besar. Bersama BNNP Aceh dan mitra strategis lainnya, Bank Indonesia Aceh mendorong replikasi program ini di wilayah lain, terutama di daerah yang rentan inflasi dan rawan narkotika.
Melalui Program Berdikari Tani, diharapkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dapat semakin diperkuat guna mengembangkan ekosistem pertanian yang inklusif.
Acara diakhiri dengan gerakan tanam bibit cabai bersama dan demo penggunaan sistem irigasi tetes, yang dihadiri oleh perwakilan TNI/Polri, dinas terkait, anggota Gapoktan, serta media.