• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    TPID Banda Aceh Canangkan Gerakan Menanam, Upaya Konkret Kendalikan Inflasi dan Jaga Ketahanan Pangan

    10/16/25, Kamis, Oktober 16, 2025 WIB Last Updated 2025-10-16T05:42:11Z

    Banda Aceh, 15 Oktober 2025 – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh mencanangkan Gerakan Menanam sebagai langkah nyata menjaga kestabilan inflasi sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal. Kegiatan yang digelar di Banda Aceh pada Rabu (15/10) ini merupakan kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh.

    Pencanangan gerakan ini dihadiri oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Agus Chusaini, jajaran Forkopimda, perangkat daerah, serta kelompok masyarakat dan petani kota.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan di Kota Banda Aceh per September 2025 tercatat sebesar 3,67 persen (year-on-year), lebih tinggi dari batas atas sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1 persen. Kondisi tersebut mendorong perlunya sinergi lintas pihak untuk menekan laju harga dan menjaga daya beli masyarakat.

    “Inflasi yang terkendali menjadi fondasi penting bagi daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Gerakan Menanam merupakan bentuk nyata sinergi TPID dalam memperkuat ketersediaan pasokan pangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini.

    Fokus pada Pangan Strategis

    Agus menjelaskan, inflasi di Banda Aceh masih dipengaruhi oleh komoditas pangan bergejolak seperti bawang merah dan cabai merah segar. Terbatasnya produksi lokal serta gangguan pasokan dari daerah lain kerap menjadi pemicu kenaikan harga.

    Untuk mengatasinya, TPID menerapkan strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Gerakan Menanam menjadi salah satu implementasi nyata dari strategi tersebut, terutama dalam memperkuat ketersediaan pangan dan edukasi masyarakat.

    Melalui gerakan ini, warga didorong menanam komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, dan sayuran di pekarangan rumah atau lahan terbatas, guna mendukung kemandirian pangan rumah tangga.

    Dukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan

    Program ini juga sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang diinisiasi sejak 2022. Bank Indonesia mendukung pengendalian inflasi dari hulu hingga hilir melalui penguatan produksi lokal, pendampingan teknis, penyediaan sarana produksi, serta penerapan teknologi pertanian modern dan digitalisasi.

    “Kami berkomitmen mendukung petani agar lebih efisien dan memiliki akses lebih luas ke pasar melalui kemitraan antara petani, pelaku usaha, dan lembaga keuangan,” tambah Agus.

    Ajak Warga Wujudkan Kemandirian Pangan

    Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyampaikan apresiasi atas sinergi TPID dan Bank Indonesia. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif.

    “Kami mengajak ASN, pelajar, hingga masyarakat gampong untuk menanam bahan pangan strategis di pekarangan. Langkah kecil ini bisa berdampak besar dalam mewujudkan kemandirian pangan dan menekan inflasi,” ujarnya.

    Illiza juga mendorong penerapan pertanian perkotaan (urban farming) seperti hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan penanaman dengan polybag. Menurutnya, konsep ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga memperkuat ekonomi keluarga dan kesadaran akan pentingnya kemandirian.

    Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID Kota Banda Aceh berkomitmen memperkuat edukasi, pelatihan, dan dukungan teknis kepada kelompok tani binaan. Sinergi ini diharapkan mampu menjaga inflasi tetap stabil, memperkuat pasokan pangan lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


    Apakah Anda ingin saya buatkan juga versi berita pendek (300–400 kata) untuk keperluan rilis media daring seperti detik, Antara, atau Serambi Indonesia? Versi itu biasanya lebih padat dan langsung pada inti.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini