Sumber internal SPS Aceh menyebutkan, pengalaman panjang Said Saiful dalam mengelola manajemen media serta jejaringnya yang luas dinilai menjadi modal penting dalam memimpin organisasi selama periode yang cukup panjang, yakni 14 tahun sesuai rancangan masa jabatan baru.
“Beliau sudah lama terlibat dalam penguatan ekosistem pers daerah. Banyak pihak menilai saat ini SPS Aceh membutuhkan figur yang visioner dan punya komitmen tinggi. Said Saiful dianggap memenuhi kriteria itu,” ujar seorang anggota SPS Aceh yang enggan disebutkan namanya.
Said Saiful yang dimintai tanggapannya mengatakan ia tidak ingin terburu-buru memastikan pencalonannya. Namun, ia mengaku siap jika mayoritas anggota memberikan amanah tersebut.
“Bagi saya, ini bukan soal jabatan, tetapi soal kontribusi untuk keberlanjutan media lokal di Aceh. Jika organisasi menilai saya layak, saya siap menjalankan amanah dengan tetap menjaga independensi, kebebasan pers, dan etika profesi," katanya.
Pemilihan Ketua SPS Aceh dijadwalkan berlangsung pada 2026 mendatang. Sejauh ini, belum ada nama lain yang disebut-sebut secara kuat sebagai penantang, meski beberapa kandidat diperkirakan akan muncul menjelang forum resmi musyawarah wilayah.
Sejumlah pihak menilai, tantangan utama bagi pemimpin SPS ke depan mencakup konsolidasi media lokal agar mampu bertahan di tengah disrupsi digital, memperkuat kapasitas kelembagaan, serta memperjuangkan regulasi yang berpihak pada keberlangsungan industri pers.
Jika terpilih, Said Saiful diperkirakan akan menjadi salah satu ketua dengan masa kepemimpinan terpanjang dalam sejarah SPS Aceh.
