Di tengah dinamika kepemimpinan daerah yang seringkali dianggap belum menjawab aspirasi generasi muda, nama Mualem justru mencuri perhatian. Ia menempati peringkat keempat nasional, dengan 17,78 persen responden muda menilai positif kinerjanya—mengungguli Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, yang memperoleh 8,44 persen.
Yang menarik, capaian ini hadir dalam situasi yang cukup menantang. Survei yang sama menunjukkan bahwa 51 persen anak muda di Indonesia merasa tidak puas terhadap kepala daerah, sementara hanya 49 persen yang mengaku puas. Dalam gelombang ketidakpuasan tersebut, Mualem muncul sebagai sosok pemimpin yang hadir, peduli, dan mendengar suara muda.
> “Anak muda menaruh harapan besar pada kepemimpinan daerah. Ketika mereka bicara, mereka ingin didengar, bukan diabaikan,” tulis Muda Bicara ID dalam rilis surveinya.
Program Nyata yang Menyentuh Generasi Muda
Masuknya Mualem ke dalam jajaran elit kepala daerah ini tidak sekadar soal statistik. Ini adalah refleksi kuat dari hubungan emosional dan kebijakan yang dijalin antara seorang pemimpin dan generasi penerusnya.
Beberapa program unggulan yang digagas Mualem dan dinilai berdampak langsung terhadap pemuda Aceh antara lain:
Beasiswa Pemuda Aceh Unggul: membuka akses pendidikan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Wirausaha Muda Berbasis Gampong: mendorong pemuda untuk membangun ekonomi desa dan menjadi pelaku usaha.
Pelatihan Digital dan Teknologi Terkini: mempersiapkan generasi muda menghadapi era revolusi industri 4.0.
Forum Musyawarah Pemuda Tahunan: ruang dialog terbuka antara pemerintah dan pemuda dari seluruh Aceh.
Tidak hanya merancang kebijakan, Mualem juga dikenal sebagai pemimpin yang mengundang aspirasi, hadir di tengah pemuda, dan memberikan respons nyata terhadap kebutuhan mereka. Hal ini menjadikan anak muda Aceh merasa tidak ditinggalkan, melainkan dilibatkan secara aktif dalam pembangunan daerah.
Pemimpin Pinggiran yang Didengar Pusat
Survei ini melibatkan 400 responden muda dari berbagai latar belakang—pelajar, mahasiswa, pekerja informal, hingga pencari kerja. Temuan ini menegaskan bahwa pemimpin yang merakyat dan mendekat kepada generasi muda adalah sosok yang relevan di era sekarang.
Dalam daftar gubernur terbaik versi anak muda, Mualem bersanding dengan nama-nama besar seperti Pramono Anung (DKI Jakarta), Sri Sultan HB X (Yogyakarta), dan Dedi Mulyadi (Jawa Barat). Namun kehadiran Mualem sebagai simbol suara daerah yang kini terdengar secara nasional adalah sesuatu yang membanggakan. Dari Aceh, suara kepemimpinan yang membumi dan mengayomi anak muda kini menggema hingga ke pusat.
Bagi banyak anak muda Aceh—dan sebagian anak muda Indonesia—Mualem bukan sekadar gubernur. Ia adalah pemimpin yang hadir, menyapa, dan mendengar suara mereka di tengah hiruk-pikuk pemerintahan.
