• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    Diskusi Kepemudaan, Upaya JASA Merawat Damai Aceh

    10/20/25, Senin, Oktober 20, 2025 WIB Last Updated 2025-10-20T11:10:18Z
    ACEH BESAR-- Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Aceh Besar menggelar diskusi interaktif bagi anak-anak muda di wilayahnya untuk bertukar pikiran dan merefleksikan perjalanan 20 tahun jalannya perdamaian konflik Aceh. 

    Diskusi yang diikuti lebih dari 100 peserta itu digelar pada 20 Oktober 2025 di Kantor Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Blang Bintang.

    Mengusung tema "Spirit Pemuda Aceh dalam Merawat Perdamaian Berkelanjutan melalui Momentum Sumpah Pemuda", JASA Aceh Besar sengaja menggelar diskusi ini di akhir bulan Oktober untuk mendulang semangat peringatan Sumpah Pemuda.

    Diskusi ini dipantik dua narasumber, yaitu Deputi 1 Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima dan Dosen Ilmu Politik FISIP USK Iqbal Ahmady. Sementara jalannya diskusi dipandu dengan apik oleh Saifullah Abdulgani atau akrab disapa SAG, Mantan Juru Bicara Pemerintah Aceh.

    Deputi 1 Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima mengatakan, sebagai mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka atau GAM wilayah Gayo ia mengaku bahwa perdamaian Aceh merupakan nikmat yang harus disyukuri semua pihak. Dulunya ia harus berjuang bergerilya ke hutan. Bukan hanya untuk berperang, namun juga berjuang mengisi dan menyadarkan masyarakat tentang ideologi Aceh.

    "Damai yang kita rasakan hari ini harus kita jaga dan rawat, namun bukan berarti perjuangan sudah berakhir," kata Fauzan.

    Menurut Fauzan, perjuangan Aceh pasca perdamaian jauh lebih besar daripada masa konflik. Menurutnya masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan semua pihak, terutama kaum muda untuk mewujudkan Aceh lebih baik.

    "Perang dari tahub 1976 sampai 2005 itu adalah perang kecil dan setelah damai sampai hari ini kita sedang menjalani perang besar," ujar Fauzan.

    Fauzan menyebutkan sejumlah hal yang masih perlu diperjuangkan pasca damai Aceh. Mulai dari realisasi kesepakatan damai Helsinki, pelimpahan kewenangan Aceh, dan dana abadi perdamaian.

    Selain ketiga hal tersebut, Fauzan juga menyoroti fenomena caci maki dan fitnah di media sosial yang menyasar mantan pimpinan GAM. Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan oleh orang Aceh dan bisa merugikan Aceh sendiri.

    "Menurut saya JASA harus membuat satu tim untuk bisa mengkonter isu liar yang tidak berdasar agar pemimpin perjuangan tidak dijadikan bullyan setiap hari," kata Fauzan.

    Selain itu, Fauzan juga mengingatkan kaum muda Aceh khususnya yang terhimpun dalam organisasi JASA agar bisa meningkatkan rasa peduli antar sesama. Keberagaman wilayah, suku dan bahasa di Aceh harus diterima. Hilangkan perbedaan dan perkuat persatuan.

    "Kemudian anggota JASA juga harus menempuh pendidikan yang mumpuni agar bisa mengambil peran membangun Aceh di masa perdamaian yang saat ini kita rasakan," tutur Fauzan.

    Sementara Dosen Ilmu Politik USK, Iqbal Ahmady, dalam kesempatan tersebut mengungkit kembali sejarah kaum muda yang berperan besar mewujudkan perubahan di negeri ini. Dimulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian gerakan Rengasdengklok 1945 yang menjadi pemicu proklamasi kemerdekaan Indonesia.

    Selanjutnya, kaum muda juga mengambil peran pasca kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1966 pemerintahan orde lama yang membuat kondisi negeri morat marit saat itu berhasil runtuh lewat gerakan kaum muda. Bahkan yang terbaru, pada tahun 1998 gerakan kaum muda yang dimotori mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahan orde baru di bawa rezim Soeharto yang diktator.

    Oleh sebab itulah, Iqbal mengapresiasi langkah JASA Aceh Besar yang mengadakan diskusi interaktif kepemudaan tersebut. Menurutnya diskusi tersebut merupakan bagian dari gerakan pemuda untuk menyadarkan dan menumbuhkan semangat tentang besarnya peran pemuda dalam pembangunan.

    "Perdamaian konflik harus dijaga semua pihak, salah satu caranya adalah dengan memastikan butir kesepakatan damai terimplementasi dan disinilah kelompok pemuda terutama JASA harus mengawal isu tersebut agar tidak merugikan Aceh," pungkas Iqbal.

    Sepanjang diskusi berjalan, dialog berlangsung alot. Para anak muda yang menjadi audien aktif bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada para pemateri. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemuda Aceh masih memiliki rasa kepedulian untuk menjaga dan merawat perdamaian. []
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini