• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    Hindari Kepunahan, Bahasa Gayo akan Direvitalisasi

    3/16/23, Kamis, Maret 16, 2023 WIB Last Updated 2023-03-16T06:26:54Z

    Banda Aceh - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah pada, 22 Februari 2022 yang lalu. Revitalisasi yang diusung Kemendikbudristek ini merupakan pendekatan baru untuk melakukan revitalisasi bahasa daerah di Indonesia agar tidak mengalami kepunahan.

    Dalam melaksanakan program revitalisasi ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentunya memperhatikan karakteristik daerah masing-masing dan pelibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti keluarga, guru, maestro, dan pegiat pelindung bahasa dan sastra daerah. Hal itu dilakukan agar revitalisasi bahasa yang dilakukan tepat sasaran. Untuk itu, ada tiga model revitalisasi yang masing-masing memiliki  karakteristik dalam praktiknya, yakni Model A, Model B, dan Model C. 
    Provinsi Aceh memiliki karakteristik yang sesuai dengan Model A, dengan ciri-ciri daya hidup bahasanya masih aman,  jumlah penutur masih cukup banyak, dan masih digunakan sebagai bahasa yang dominan di dalam masyarakat tuturnya.

    Pada tahun 2022 yang lalu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah merevitalisasi 39 bahasa di 13 provinsi di Indonesia. Kegiatan revitalisasi di sekolah  diimplementasikan  melalui enam mata kegiatan lomba yang diajarkan kepada seluruh peserta Revitaliasai Bahasa Daerah, yakni Menulis dan Membaca Puisi, Mendongeng, Menyanyi, Menulis Cerpen, Berpidato, dan Lawakan Tunggal/Stand Up Comedy. 

    Pada tahun 2022, kegiatan RBD telah mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten serta orang tua dan masyarakat. Hal ini menandakan komitmen pemerintah daerah dan masyarakat akan pelestarian bahasa daerahnya dari kepunahan. Tidak hanya itu, revitalisasi ini juga telah menumbuhkan semangat dan kecintaan para generasi muda kepada bahasa daerahnya, yang ditunjukkan dalam antusiasme para siswa dalam mengikuti kegiatan festival tunas bahasa ibu baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. 

    Pada tahun 2023 ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan merevitalisasi 59 bahasa di 22 provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Aceh. Bahasa daerah yang akan direvitalisasi adalah Bahasa gayo di wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Luwes, dan Kabupaten Benermeriah. 


    Hal yang tidak kalah penting di dalam mengukur pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah ini adalah pembuatan tahapan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah. Kesalahan dalam pembuatan tahapan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah tersebut, dapat berdampak kepada tidak tercapainya tujuan dari revitalisasi itu. Adapun tahapan Revitalisasi Bahasa Daerah yang akan diimplementasikan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh pada tahun 2023 ini adalah sebagai berikut.

    1. Koordinasi antara pemerintah pusat (Badan Bahasa dan UPT-nya) dan pemerintah daerah melalui dinas terkait  
    2. Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dalam rangka penyusunan model pembelajaran bahasa daerah  
    3.  Pelatihan Guru Utama (Training of Trainer [TOT]) –  
    4.  Pelaksanaan pengimbasan di kelas/komunitas  
    5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di Tiap Sekolah atau Komunitas –  
    6. Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang dilakukan berjenjang dari tingkat kabupaten hingga tingkat provinsi –  

    Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim juga terimplementasi di dalam pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah ini. Seluruh siswa, baik jenjang SD maupun SMP diberikan kebebasan untuk memilih salah satu pembelajaran dari 7 mata lomba yang tersedia sesuai dengan peminatan. Metode tersebut bertujuan agar proses pembelajaran bahasa daerah dapat berjalan dengan menyenangkan. Itulah konsep Merdeka Belajar yang dimaksud.

    Setelah mengikuti pembelajaran bahasa daerah dalam bentuk ekstrakurikuler selama kurang lebih enam bulan, seluruh siswa yang terseleksi pada tingkat sekolah akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu pada tingkat kabupaten. Pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kabupaten akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu   Para terbaik di tingkat provinsi akan mengikuti selebrasi pada Festival Tunas Basa Ibu Nasional yang akan dilangsungkan di Jakarta tahun 2024. 

    Dalam pembukaan Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Aceh, 16 Maret 2023, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkomitmen menyukseskan pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2023 dan mengharapkan dukungan dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah yang terevitalisasi.  


    Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa Revitalisasi Bahasa Daerah yang dilakukan sebagai program Merdeka Belajar: Episode Ke-17 telah menumbuhkembangkan kecintaan anak kepada bahasa ibunya. “Revitaslisasi bahasa daerah di Provinsi Aceh semoga dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak sebagai penutur muda terhadap bahasa daerahnya.” pungkas Hafidz.

    Pada acara Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh pihak Pemerintah Provinsi,  Pemerintah Kabupaten, tokoh masyarakat, dan komunitas ini juga merupakan bentuk kolaborasi yang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah dalam program revitalisasi bahasa daerah. “Kegiatan RBD tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa kordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pihak. Untuk itu Kemendikbudristek memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Aceh dan tiga Kabupaten yang telah berkomitmen untuk melakukan revitalisasi bahasa gayo” imbuh Hafidz diakhir sambutannya.
    Pj. Gubernur Provinsi Aceh dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Aceh, Bapak Almuniza Kamal bahwa kegiatan RBD sangat penting sebagai sarana dalam membuat program yang tepat untuk pelestarian dan pengembangan bahasa daerah. “Bahasa merupakan merupakan identitas bangsa, namun kenyataannya anak-anak kita sudah mulai meninggalkan Bahasa daerahnya, sehingga perlu berkomitmen Bersama untuk wujudkannya’” harap Aluniza 

    Diakhir sambutannya, Bapak Almuniza mengajak mari kita wujudkan bersama dengan mengikuti dan melaksanakan kegiatan pelestarian bahasa daerah secara maksimal, agar dapat kita tampilkan capaian kinerjanya dalam Pekan Kebudayaan Aceh tahun 2023. 

    Balai Bahasa Provinsi Aceh 
    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 
    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini