• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    Kinerja Intermediasi Perbankan Stabil, Kredit Tumbuh 7,56 Persen

    10/09/25, Kamis, Oktober 09, 2025 WIB Last Updated 2025-10-09T13:34:18Z
    Jakarta, Oktober 2025 — Kinerja intermediasi perbankan nasional tetap stabil dengan profil risiko yang terjaga dan aktivitas operasional yang berjalan optimal dalam memberikan layanan keuangan bagi masyarakat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2025 tumbuh 7,56 persen secara tahunan (yoy), meningkat dari 7,03 persen pada Juli 2025, dengan total nilai kredit mencapai Rp8.075 triliun.

    Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,86 persen yoy, disusul Kredit Konsumsi yang tumbuh 7,89 persen, dan Kredit Modal Kerja sebesar 3,53 persen. Dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh 10,79 persen, sedangkan kredit UMKM naik tipis 1,35 persen yoy.

    Jika ditinjau menurut sektor ekonomi, beberapa sektor mencatatkan pertumbuhan dua digit. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 20,13 persen, pengangkutan dan pergudangan naik 22,53 persen, serta aktivitas jasa lainnya meningkat signifikan sebesar 28,35 persen.

    Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan tren positif, tumbuh 8,51 persen yoy (Juli 2025: 7,00 persen) menjadi Rp9.385,8 triliun. Berdasarkan komponennya, giro meningkat 15,01 persen, tabungan tumbuh 5,52 persen, dan deposito naik 5,73 persen yoy.

    Sejalan dengan penurunan BI Rate, suku bunga perbankan pun mengalami penurunan. Rata-rata suku bunga kredit rupiah turun 44 basis poin untuk kredit investasi (dari 8,86 persen pada Agustus 2024 menjadi 8,42 persen pada Agustus 2025) dan turun 31 basis poin untuk kredit modal kerja (dari 8,87 persen menjadi 8,56 persen). Sementara itu, suku bunga deposito rupiah juga menurun menjadi 5,24 persen dibandingkan 5,36 persen pada bulan sebelumnya.

    Likuiditas industri perbankan tetap terjaga pada tingkat yang memadai. Rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat sebesar 120,25 persen dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 27,25 persen — keduanya jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga berada di posisi aman, yakni 202,62 persen.

    Kualitas kredit perbankan tetap sehat dengan rasio NPL gross stabil di level 2,28 persen dan NPL net sebesar 0,87 persen. Loan at Risk (LaR) juga relatif stabil di 9,73 persen, mendekati kondisi pra-pandemi.

    Dari sisi ketahanan, permodalan (CAR) industri perbankan tetap kuat di level 26,03 persen, menjadi bantalan yang kokoh untuk mengantisipasi ketidakpastian global.

    Menariknya segmen Buy Now Pay Later (BNPL) di sektor perbankan terus mencatat pertumbuhan tinggi. Hingga Agustus 2025, baki debet kredit BNPL mencapai Rp24,33 triliun, naik 32,35 persen yoy, dengan total 29,33 juta rekening.

    Dalam aspek pengawasan dan perlindungan konsumen, OJK juga melakukan tindakan tegas dengan mencabut izin usaha PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Gayo Perseroda yang berlokasi di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, terhitung sejak 9 September 2025.

    Kinerja positif sektor perbankan ini menunjukkan ketahanan dan fungsi intermediasi yang tetap kuat di tengah dinamika ekonomi global, sekaligus mendukung upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.[]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini