Dalam kegiatan tersebut, para lansia tampak antusias mengikuti pelatihan membuat anyaman dari daun kelapa. Dengan penuh semangat, mereka merangkai bilah demi bilah hingga membentuk rengkang, sebuah produk kerajinan tradisional yang sarat nilai budaya.
“Kegiatan keterampilan, berkumpul bersama teman, dan beraktivitas dalam satu komunitas merupakan tujuan utama dibentuknya sekolah lansia,” ujar Safrina.
Safrina menjelaskan bahwa sekolah lansia merupakan salah satu program prioritas Kementerian DAUKB/BKKBN yang diperkuat melalui Quick Win Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA). Dengan adanya sekolah lansia di setiap desa, para orang tua memiliki ruang untuk belajar, bersosialisasi, dan menjalani aktivitas dengan penuh kebahagiaan.
“Melalui pertemuan rutin yang terjadwal, lansia diharapkan lebih ceria dan tidak merasa kesepian. Mereka tak lagi hanya diam di rumah, tetapi memiliki wadah untuk berkembang bersama,” tambahnya.
Selain pelatihan keterampilan, Sekolah Lansia Ceria Bersama Gampong Neuheun juga menghadirkan layanan pemeriksaan kesehatan dan terapi akupuntur oleh Akademi Akupuntur Aceh. Layanan ini membantu para lansia tetap bugar dan mengurangi keluhan fisik yang sering dialami kelompok usia lanjut.
Hingga saat ini, terdapat 251 sekolah lansia yang telah terbentuk di Aceh. Khusus Kabupaten Aceh Besar, sebagian besar gampong sudah memiliki program serupa dan aktif menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan lansia.
Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, para siswa yang menyelesaikan 12 kali pembelajaran akan mengikuti Wisuda Akbar Sekolah Lansia yang direncanakan berlangsung pada 24 Desember 2025 di ACC Dayan Dawood, dengan melibatkan ribuan calon wisudawan dari seluruh Aceh Besar.
Program sekolah lansia diharapkan terus berkembang sebagai upaya membahagiakan para orang tua, menjaga kesehatan mereka, serta memastikan lansia tetap merasa dihargai, berdaya, dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat.[]
