Sigli – Sejumlah pangkalan resmi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg di Kabupaten Pidie dilaporkan mengalami kekosongan pasokan. Ironisnya, di tengah kelangkaan gas bersubsidi tersebut, harga jual LPG non-subsidi kemasan 12 kg dan 15 kg di pangkalan yang sama justru melonjak drastis, mencekik masyarakat yang baru pulih dari bencana banjir.
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Pidie, Tgk. Nanda Saputra.
Tgk. Nanda Saputra, yang juga Kandidat Doktor Universitas Sebelas Maret, menegaskan bahwa kelangkaan gas di Pidie ini bukan semata efek dari bencana alam, melainkan ia sebut sebagai "kezaliman yang terstruktur".
“Kelangkaan Gas di Pidie merupakan kezaliman yang terstruktur, bukan efek dari bencana alam. Celakanya, harga melambung malah dijual di pangkalan resmi,” ujar Tgk. Nanda Saputra.
Berdasarkan informasi yang diterima dari warga, kelangkaan gas LPG 3 kg sangat menyulitkan, terutama mengingat hampir seluruh pelosok Pidie baru saja menghadapi kondisi pascabanjir.
Harga Non-Subsidi Mencapai Rp 350.000
Kondisi diperparah dengan harga gas non-subsidi yang melambung tak terkendali di tingkat pangkalan resmi.
"Harga dua belas kilo dijual dikisaran harga Rp 280 ribu hingga Rp 350 ribu, itu pun harus antri dua hari di beberapa pangkalan resmi yang ada di Pidie," jelas Tgk. Nanda Saputra.
Menyikapi praktik penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga normal ini, PC ISNU Pidie mendesak Pemerintah Daerah untuk segera bertindak tegas.
Desakan kepada Pemerintah Daerah
Tgk. Nanda Saputra mendesak Pemerintah Daerah untuk melakukan empat langkah cepat, dengan nada tegas
Menyidak pangkalan-pangkalan yang menjual gas di atas harga normal dan HET.
Mengambil tindakan tegas terhadap pangkalan nakal yang terbukti melanggar aturan.
Memastikan ketersediaan gas dengan harga yang wajar dan terjangkau bagi masyarakat.
Mengawasi distribusi gas secara ketat untuk mencegah adanya penimbunan dan spekulasi harga.
“Maka dari itu kami berharap Pemerintah Daerah menyidak pangkalan-pangkalan yang nakal dengan menjual di atas harga normal dan dijual di atas HET,” pungkasnya.
Masyarakat berharap koordinasi dan pengawasan dari pemerintah dapat segera menormalkan kembali distribusi dan harga jual LPG di Kabupaten Pidie.


