Pada kunjungan ini Kepala Dinas selain bertemu dengan pelaku usaha juga melihat langsung ke tempat produksi dari usaha yang bersangkutan. Mereka sangat mengapresiasi kunjungan dari pimpinan Dinas yang memang sangat terkait dengan tumbuh dan kembangnya sektor UMKM di Aceh, kesempatan ini tak lupa dimanfaatkan untuk berdialog menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi selama ini seperti ketidaktersediannya bahan baku yang dialami oleh Usaha bumbu kering Meurasa hingga harus mendatangkan ketumbar dari provinsi Bangka Belitung sedangkan produksi usaha telur asin BIMA terhambat karena kurangnya persediaan telur itik sebagai bahan utama ini di Aceh dan untuk memenuhinya harus memasok dari provinsi Sumatera Utara. Para pelaku usaha juga berharap adanya bantuan alat produksi untuk meningkatkan produksi mereka dan hendaknya Pemerintah Aceh dapat berperan langsung dengan menggunakan produk-produk UMKM Aceh sebagai souvenir juga di setiap kegiatan yang dilakukan Pemerintah Aceh sehingga meningkatkan pendapatan usaha para pelaku UMKM di Aceh yang berimbas terhadap menguatnya ekonomi sektor rill di Aceh.
Berikut Profil dari kegiatan usaha yang dikunjungi :
ü Minyeuk Pret, brand yang bergerak di industri parfum yg menyediakan kualitas minyak wangi elegan dengan berbagai macam wewangian khas Aceh seperti Meulu, Seulanga, Coffee, Jeumpa dan Sanger espresso. Dalam 4 tahun kiprahnya Minyeuk pret telah di jual di 23 negara dan telah mempunyai 524 reseller.
ü Ija Kroeng didirikan oleh Khairul Fajri bergerak di bidang produksi kain sarung mampu memproduksi 1.000 pcs/tahun dengan omset pertahun sebesar Rp. 500.000.000,-. Alamat Ija Kroeng di jalan Teuku Umar Lr.Mahya No 51 Seutui Kota Banda Aceh.
ü BIMA (Boh Itek Masen) UKM yang memproduksi berbagai macam olahan telur asin seperti salted egg yolk powder, Potato Salted Egg, Cassava Salted Egg, Telur Asin Asap dan Telur Asin original. Pemilik BIMA Ir.E. Ginting Produk-produk BIMA juga telah tersertifikasi halal sehingga aman untuk dikonsumsi, UKM BIMA memiliki omset pertahunnya sebesar 2,5 Miliar.
ü Meurasa didirikan pada tahun 2016 oleh Edi Sandra Sahputra dan Darfina. Meurasa adalah produk bumbu bubuk kering dari 100% rempah alami tanpa penyedap rasa, tanpa pengawet buatan dan mampu bertahan selama 18 bulan. UKM Meurasa beralamat di desa Deah Geulumpang Kec. Meuraxa Kota Banda Aceh. (*)