• Jelajahi

    Copyright © Aceh Nasional News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Category 2

    Dua Hari Terendam di Pidie, Warga Muara Tiga Terisolasi dan Keluhkan Normalisasi Terhenti

    Redaktur
    11/27/25, Kamis, November 27, 2025 WIB Last Updated 2025-11-27T11:41:52Z


    Sigli– Banjir kembali merendam Gampong Keupula, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, hingga memasuki hari kedua, Kamis (27/11/2025).


    Ketinggian air mencapai 20 sentimeter dan merendam setidaknya empat rumah yang masih ditinggali.


    Namun, selain genangan air, warga di satu gampong, yakni Gampong Deyah, mengalami isolasi total akibat putusnya akses jalan, serta ketiadaan bantuan bahkan di Kecamatan Muara Tiga pemadaman listrik yang berlangsung lebih dari 24 jam.


    Banjir kali ini menyebabkan aktivitas warga terhenti total. Air dari luapan sungai di perbatasan Gampong Pawod dan Gampong Glee Cut memotong jalan utama dengan ketinggian lebih dari 2 meter.


    “Kami terkurung di desa, tidak bisa keluar untuk beraktivitas,” ujar Usman (54), seorang warga Keupula.


    Kondisi diperparah dengan putusnya komunikasi di seluruh Muara Tiga. Listrik dilaporkan padam sejak pagi kemarin dan belum menyala hingga berita ini diturunkan.


    “Sinyal HP mati total. Kami hanya terdiam sejak kemarin pagi mati lampu hingga saat ini belum bisa beraktivitas. Kami mohon pihak PLN segera menangani masalah ini,” pinta Usman.


    Usman mengungkapkan kekecewaannya karena hingga hari kedua, belum ada bantuan apa pun dari pemerintah, baik itu sembako maupun tenda darurat.


    “Kami mengalami tergenang air rata-rata dua kali dalam setahun, tetapi pemerintah setempat tidak pernah memberikan bantuan apapun untuk kami,” keluhnya.


    Banjir disebabkan oleh meluapnya air dari saluran pembuangan sawah ke muara yang kondisinya dangkal dan tidak mampu menampung debit air. Usman memperkirakan air baru akan surut dalam waktu sekitar satu minggu jika tidak ada penanganan.

    Proyek Normalisasi Terhenti, Keuchik Kecewa


    Warga dan perangkat desa mempertanyakan janji normalisasi saluran air yang sempat disurvei oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie dan BPBD Pidie bulan lalu.


    Menurut keterangan warga lainnya, Gampong Deyah M. Ali (45) menyampaikan bahwa proses normalisasi sempat dikerjakan pada Januari 2025 di Gampong Pawod. Namum, tidak dilanjutkan ke Gampong Deyah, Keupula, Mesjid.


    “Pekerjaan tersebut berlangsung singkat dan kemudian dihentikan secara sepihak,” kata Deyah M. Ali.


    Normalisasi yang sangat dinantikan oleh Gampong Deyah, Keupula, dan Mesjid tidak pernah dilanjutkan hingga banjir besar kembali melanda.


    Pj Keuchik Gampong Keupula, Abdul Mutalib, menyampaikan kekecewaan kerasnya atas kelambanan instansi terkait. Ia menyebutkan genangan air bercampur lumpur bahkan telah mencapai ketinggian lutut orang dewasa di dalam rumah warga.


    “Kami, para Keuchik di Kecamatan Muara Tiga, sangat kecewa terhadap dinas atau instansi terkait. Setelah melakukan survei ke lokasi, hingga saat ini sungai atau saluran pembuangan tidak pernah disentuh oleh Pemerintah Daerah,” tegas Abdul Mutalib.


    Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Pidie segera mengambil langkah untuk menormalisasi saluran yang dangkal agar luapan air sawah tidak terus-menerus masuk ke permukiman warga.


    Pj Keuchik Gampong Mesjid, Yusmadi juga mengatakan, bahwa pada bulan lalu PUPR dan BPBD Pidie pernah melakukan servey kedua lokasi Gampong Keupula dan Gampong mesjid.


    "Hingga saat ini tidak ada informasi tentang normalisasi pembersihan saluran pembuangan air dari sawah bahkan masyarakat tetap menagih janji dari pemerintah daerah," tuturnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini